Tiffany SNSD
Eunhyuk Super Junior
Donghae Super Junior
Sunny SNSD
Mir Mblaq
Other
Annyeongg, akhirnya miss bisa publish what should I do part 2 yang juga part terakhirr, kali ini pengen bikin cerita yang happy ending ga mau lagi bikin yang sad ending hikss *mewek di pojokan* kalo ada yang ga suka pairing super junior sama girls generation tolong jangan di bash yaaa karena semua cerita ini hanyalah khayalan belaka...
yang belum baca part pertamanya bisa di buka link dibawah ini:
kritik dan saran sangat dibutuhkan ^^)v
Tiffany POV
Setibanya dirumah aku menaruh semua
barangku dikamar lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan badan ku. Selesai
mandi aku menghabiskan waktu ku dikamar sambil bermain gitar atau mendengarkan
lagu sambil membaca cerpen-cerpen yang diposting orang-orang disebuah website.
Kali ini aku tidak membaca cerpen-cerpen itu aku justru mendengarkan lagu duduk
diteras kamarku, menikmati setiap hembusan angin yang menyentuh tubuhku terkadang
memejamkan mata ku untuk membuat pikiranku lebih tenang namun tiba-tiba sebuah
senyuman terlintas dalam pikiran ku, senyuman pria sore tadi itu, aku langsung
membuka mataku dan pertanyaa-pertanyaan mulai muncul dalam pikiran ku,
bagaimana dia bisa mengenalku? Bagaimana mungkin bisa? Siapa dia sebenarnya??
“hah, apa aku mulai gila?” Tanya ku dalam hati
Seyuman pria itu kembali muncul dalam ingatan ku
“haiisssshhhh” teriaku sambil mengacak-acak rambut ku, tapi
tiba-tiba BUUUKK~ sebuah bantal mendarat tepat dikepalaku
“YAAAAKKK TIFFANY !!!” teriak kakak ku
“sejak kapan kakak ada disitu?” Tanya ku kesal
“sejak kau menjadi gila! Sebenarnya apa yang kau pikirkan
hah?” Tanya kakak ku
“Heeemmmm, Molla”
“Apa ada seorang pria yang kau sukai hah?” godanya
“ANIO!!!!” teriaku sambil mendorong kakak ku keluar kamar
Aku langsung mengunci kamar tidurku, agar tak seorang pun
bisa mengganggu ku malam ini. Suasana malam ini sangat mendukung suasana hati
ku karena rintik-rintik hujan mulai turun dengan angin yang berhembus lembut,
aku pun memutuskan untuk mendengarkan lagu hingga tertidur lelap.
Tiffany POV end
Eunhyuk POV
Lagi-lagi aku tersesat.. padahal sudah hampir 3 tahun aku
kuliah dikampus ini, kenapa aku harus dilahirkan dengan ingatan yang minim?
Haissssh lebih baik aku mencari seseorang yang bisa mengantarku. Aku terus
berjalan mencari seseorang yang aku kenali, tiba-tiba mata ku menemukan sosok
gadis yang benar-benar aku kenali, tanpa pikir panjang lagi aku pun
menghampirinya.
“Tiffany !” teriak ku memanggilnya, dia tampak kebingungan
mencari siapa yang memanggilnya. Lihatlah wajahnya yang lugu itu, jujur aku
sangat menyukainya tapi sampai saat ini aku belum bisa mengatakannya karena aku
takut tak bisa sedekat ini lagi dengannya.
“Yaa, eunhyuk oppa” teriaknya sambil terseyum “apa kau
tersesat lagi?” lanjutnya menghampiriku
“yaahh seperti biasa, bisa kau antar aku ke ruang wakil
rektor?” jawab ku sambil merangkulnya
“wakil rektor? Apa oppa membuat kesalahan lagi ?” tanyanya
khawatir
“Lagi? Apa aku seburuk itu hah?”
“hehehehe.. lalu ada apa?”
“aku mendapatkan beasiswa dari universitas, ada beberapa
file yang harus ditanda tangan wakil rektor”
“waaahhh, oppa benar-benar pintar” ucapnya kagum sambil
memengang kedua pipiku, kalian tau saat ini jantungku benar-benara berdetak
cepat
“aku tau, jangan-jangan kau menyukaiku? Hahaha”
“haisshh, mana mungkin aku menyukai pria pelupa seperti
oppa, kajja kita keruang wakit rektor” ucapnya sambil menarik tanganku
Mendengar ucapannya itu membuat ku sedikit kecewa tapi bagaimana
jika aku bisa menghilangkan sifat ku yang pelupa ini apa dia akan menyukaiku?
Aku terus bertanya dalam hati. Sepanjang perjalanan aku terus memperhatikannya,
dia adalah tipe orang yang senang bercerita, setiap tingkahnya selalu membuatku
tersenyum, tanpa terasa kami sampai tepat didepan ruang wakil rektor.
“sudah sampai” ucapnya sambil tersenyum
“ahhh yaa gomawo”
“cheonma, jangan sampai tersesat lagi, aku duluan ya oppa.
Bye bye”
“Ne” jawab ku singkat. Ia pun melangkah pergi sambil
melambaikan tangannya, aku pun bergegas masuk ke ruang wakil rektor.
Eunhyuk POV end
Author POV
Setelah mengantar eunhyuk, tiffany bergegas menuju kelasnya
karena ia sudah terlambat 15 menit. Saat akan memasuki kelas ternyata pintu
kelas terkunci dan itu artinya ia tidak diijinkan untuk memasuki kelas. Tiffany
pun memutuskan untuk pulang kerumah karena ia tidak bisa mengikuti mata kuliah
terakhir dihari ini. Ketika tiffany berada di tempat penitipan helm, ia melihat
pria yang membuatnya bertanya-tanya.
“paman mir, dimana helm ku?” Tanya tiffany dari luar tempat
penitipan helm
“ada didala, dibawah meja itu masuk saja”jawab paman mir
yang berdiri desebelah tiffany
“heeuuumm, baiklah” tiffany menghela nafasnya panjang
sebelum memasuki tempat penitipan helm karena pria itu ada didalam.
Ketika tiffany masuk kedalam tempat penitipan helm tiba-tiba
pintu tempat penitipan helm ditutup, membuat tiffany kebingungan dan salah
tingkah.
“fany-ah duduk saja dulu” teriak paman mir dari luar tempat
penitipan helm
“iya, fany duduk dulu” ucap pria itu
“ahh ne” jawab tiffany kemudian duduk di sebelah pria itu
sambil memeluk helmnya
“oiya, waktu itu aku belum mengenalkan diri kan? Aku
donghae” ucap donghae sambil mengelurkan tangannya
Tiffany yang sedikit terkejut pun mengulurkan tangannya tapi
tak berani untuk berjabatan tangan, akhirnya donghae yang lebih dulu
menggenggam tangan tiffany untuk berjabatan. Mereka pun berbincang-bincang,
membicarakan banyak hal. Mulai dari membicarakan masalah perkuliahan hingga
bertukar nomer handphone.
“ahh, aku tinggal dulu ya ada tugas yang harus diselesaikan”
ucap donghae sambil berdiri dan bersiap pergi
“iya, silahkan” jawab tiffany singkat
“tunggu ya nanti kita lanjut lagi” ucap donghae kemudian
melangkah pergi
Tiffany pun memutuskan untuk pulang karena cuaca mendung, ia
takut hujan akan turun dan itu membuatnya pulang telat. Meski pun donghae
meminta untuk menunggu tapi tiffany tetap memutuskan untuk pulang.
Hari demi hari telah terlewati, setiap kali tiffany bertemu
dengan donghae mereka hanya berbicara sepatah dua patah kata. Seperti “mau
kemana?” “ahh ya hati-hati” hanya sebatas pertanyaan-pertanyaan singkat tidak
lebih dari itu.
Eunhyuk POV
Hari ini jadwal kuliah ku tidak begitu padat, itu artinya
banyak kesempatan untuk ku bisa bertemu dengan tiffany. Aku berjalan menuju
tangga batu tempat yang selalu tiffany kunjungi dan benar saja aku menemukan
tiffany sedang duduk di tangga batu sambil membaca buku dan mendengarkan lagu
bersama teman-temannya. Ketika aku berjalan mendekatinya tiba-tiba ada seorang
pria yang tidak aku kenali berjalan kearahnya dan duduk tepat disebelahnya, ini
pertama kalinya aku melihat tiffany bersama pria itu. Tiffany terlihat bahagia
ketika berbicara dengan pria itu bahkan pria itu menggenggam tanganya, apa pria
itu kekasih tiffany?. Aku pun mengurungkan niat ku untuk menemui tiffany dan
memutuskan untuk pulang kerumah.
Entah kenapa tiba-tiba dada ku terasa sakit, apa ini yang
dinamakan patah hati? Mengapa begitu menyakitkan? Aku memang orang yang bodoh,
aku orang yang payah karena aku orang yang menginginkanya, walau aku tidak tau
apa aku bisa membuatnya tersenyum.. meski aku tak pernah berekspresi, bagiku…
dia seperti angin merasuk dalam diriku. Sepanjang hari ia mengoceh seperti
burung, menjadi serius atas sesuatu yang tidak penting seperti anak kecil. Dia
orang yang cukup berharga, dia orang yang cukup beruntung karena dia tipe orang
yang membuatku ingin berubah menjadi kekasihnya. Semoga dia akan menjadi cinta
ku, menjadi satu-satunya cinta ku. Aku punya banyak perasaan untuk ku tunjukan
padanya tapi aku tidak tau bagaimana memulainya.
Eunhyuk Pov end
Tanpa terasa hari-hari berlalu dengan cepatnya, sejak
eunhyuk melihat tiffany bersama seorang pria yang ternyata adalah donghae, ia
memutuskan untuk menjauhi tiffany. Tiffany tidak begitu memperhatikannya karena
belakangan ini hari-harinya dipenuhi angan-angan tentang donghae. Hari ini
adalah hari wisuda donghae, tiffany memutuskan untuk datang dan mengucapkan
selamat. Perjalanan menuju kampus rupanya tidak semulus yang diperkirakan tiffany
dan membuatnya terlambat.
“sunny-ah, apa wisudanya sudah selesai?” Tanya tiffany pada
sunny yang lebih dulu tiba di kampus
“sudah selesai dari setengah jam yang lalu, kau ini dari
mana saja hah?” ucap sunny
“ahhhh eottoke? Apa donghae oppa sudah pulang?” tiffany
malah balik bertanya
“coba Tanya pada eeteuk oppa, nah itu dia” usul sunny.
Eeteuk adalah teman dekatnya donghae
“eeteuk oppa!” teriak tiffany memanggil eeteuk
“ahh fany-ah. Ada apa?” Tanya eeteuk
“oppa selamat atas kelulusannya” ucap tiffany sambil
memberikan bunga “apa oppa melihat donghae oppa?” lanjut tiffany
“anio, coba kau telephone atau kirim pesan padanya” usul
donghae dan tiffany pun mengikuti usulan itu mengirim pesan pada donghae.
To: Donghae Oppa
Oppa, dimana ?
Aku bawa bunga hehehe
Beberapa saat kemudian, tiffany melihat sosok yang sangat ia
kenali, tidak salah lagi dia adalah donghae tapi kali ini donghae tidak
sendirian, tidak didampingi orang tuanya tapi didampingi seorang wanita yang
juga sama menggunakan pakaian wisuda sepertinya, donghae menggenggam erat
tangan wanita itu tersenyum bahagia lalu memeluk wanita itu dan bahkan mencium
keningnya. Mata tiffany mulai berkaca-kaca melihat kejadian yang tak pernah ia
ingin lihat.
“fany-ah wae?” Tanya sunny khawatir
“ani, aku mau pulang” jawab tiffany singkat dan melangkah
pergi
“FANY-ah !”panggil sunny sambil mengejar tiffany
Setibanya tiffany dirumah, ia langsung masuk kedalam kamar
dan menguncinya. Menjatuhkan tubuhnya diatas kasur menerawang kearah
langit-langit kamar. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda sebuah pesan masuk.
From: Donghae Oppa
Fany-ah mian, oppa
baru membalas pesan mu.
Pasti kau kebingungan
tadi.
Tiffany mulai berkaca-kaca membaca pesan dari donghae
kemudian membalas pesan itu.
To: doghae oppa
Anio, gwaenchana oppa.
Oiya, sebenarnya tadi
fany melihat oppa dengan pacar oppa, kalian terliahat serasi :D
Tak beberapa lama donghae pun membalas pesan tiffany.
From: donghae oppa
Ahhh gomawo, apa kami
benar-benar serasi? Hahahaha
Bagaimana kalau besok
kita bertemu dikampus?
Kali ini pesan yang dikirim donghae berhasil membuat tiffany
menangis hingga tiffany tak sanggup membalas pesannya. Tubuh tiffany bergetar
hebat, isak tangisnya semakin menjadi.
Tiffany Pov
Mengapa baru kali ini aku mengetahui segalanya? Mengapa tak
dari awal dia memberitahukan hal itu pada ku? Apa ini yang dia inginkan ? membuat
ku tergila-gila padanya, membuat hatiku berbunga-bunga lalu membuat ku menangis
karena cinta..cinta yang tertahan karena nya. Sepertinya cintaku padanya
hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta yang keindahannya hanya
kurasakan sendirian. Kini ku merasa… menumbuhkan cinta ini begitu sia-sia,
begitu bodoh.
Meski hatiku selalu merapalkan “aku mencintaimu”, tapi hanya
bisa tertuang lewat air mataku. Air mata yang mewakili kata-kata, kata-kata
permintaan maaf karena telah lancang mencintainya.biarkan sajalah aku
mencintainya, cinta yang ku tanggung sendiri, cinta yang tak terbalas, cinta
yang bodoh dan sia-sia. Biarkanlah saja, karena dengan begitu hatiku tidak
terasa dingin dan sepi.
Aku terus menangis semalaman tak memperdulikan teriakan dari
kakak ku, aku menangis hingga aku tertidur dan itu membuat mataku sembab di
pagi hari. Aku mempersiapkan diri untuk berangkat kekampus dan menggunakan
kacamata ku untuk menutupi mata sembabku.
Setibanya dikampus aku langsung menuju kelasku tidak lagi
duduk ditangga batu, ketika aku berjalan dikoridor kampus aku berpapasan dengan
eunhyuk oppa, aku tersenyum lebar bersiap menyapanya karena aku baru sadar kami
sudah lama tidak berjumpa tapi dia tidak melihat kerahku hanya melewatiku dan
berlalu pergi membuat ku terdiam seketika itu juga.
“apa aku terlihat berbeda karena menggunakan kacamata sampai
eunhyuk oppa tidak mengenali ku dan hanya melewati ku seperti itu?” gerutuku
pelan
Tiffany pov end
Eunhyuk pov
Ketika aku berjalan dikoridor kampus aku melihat tiffany,
dia terlihat lesu tapi tetap memasng wajah yang ceria walau pun begitu aku
belum siap berbicara dengannya. Aku pun berpura-pura tidak melihatnya dan
berlalu pergi tapi ketika aku berpapasan tepat didepannya aku melihat mata
sembabnya di balik kacamata yang dia kenakan.
“apa dia menangis semalaman?” Tanya ku dalam hati
Lagi-lagi tiffany berhasil membuat konsentrasi belajar ku
hilang, ia berhasil membuat pikiran ku hanya memikirkannya terlebih karena aku
melihat matanya yang sembab. Selesai perkuliahan aku mencari tiffany diseluruh
penjuru kampus tapi aku tidak menemukannya, kebetulan aku bertemu dengan sunny.
“sunny, apa kau melihat fany?” Tanya ku
“aahhh, fany sudah pulang, dia bilang tidak enak badan”
jawab sunny
“ahh gomawo, kalau begitu oppa duluan ya” ucap ku lalu
melangkah pergi
Tidak enak badan ? apa dia sakit ? aku harus segera
menemuinya, tunggu apa aku harus membawakan es krim coklat kesukaannya? Tidak
dia kan sedang sakit atau aku belikan coklat saja ahh ya coklat lebih baik
sepertinya , batin ku. Aku pun bergegas menuju rumah tiffany.
Aku melihat tiffany duduk di bangku taman yang tak jauh dari
rumahnya, aku pun memarkirkan motor ku didekat taman itu, aku melihat dia sedang
mendengarkan lagu sambil membaca buku. Itulah hal yang selalu dia lakukan
ketika suasana hatinya sedang tidak baik. Aku berjalan mendekatinya diam-diam,
ketika aku berdiri tepat dibelakangnya, aku putuskan untuk menutup matanya
dengan kedua tangan ku tapi tangan ku terasa basah,apa dia menangis?
“eunhyuk oppa” ucap tiffany lembut lalu melepaskan earphone
yang ia gunakan
“bagaimana bisa dia mengenaliku?” batin ku lalu melepaskan
tangan ku membuka matanya
“bagaimana ? tebakkan ku tepat kan?” tanyanya sambil
tersenyum lebar menyembunyikan tangisnya
“itu karena tangan ku yang paling lembut iya kan hahahaha”
jawabku di ikuti tawa lepas ku, aku tidak berani bertanya mengapa ia menangis.
“kenapa oppa tidak bertanya kenapa aku menangis?” tanyanya
menerawang lurus kedepan
“baiklah aku akan bertanya, kanapa kau menangis?” Tanya ku
lalu duduk disebelahnya
“oppa tau, lagi lagi cinta ku bertepuk sebelah tangan.. apa
tidak ada pria yang benar-benar mencintai ku?” ucapnya masih menerawang
“haiissshh hanya karena hal itu kau menangis?” ucap ku
dengan nada yang lebih tinggi
“entahlah tapi itu yang selama ini aku alami, tidak ada satu
pun pria yang benar-benar mencintai ku, aku bahkan benci pada diriku sendiri…”
kini semua kata-kata yang ia ucapkan di ikuti dengan isak tangis yang tak bisa
ia sembunyikan lagi
“membenci dirimu sendiri ? atas dasar apa sampai kau
membenci dirimu sendiri?” kini aku membentaknya karena kesal melihat tiffany
menangisi hal yang tak perlu ia tangisi
“AKU BENCI PADA DIRIKU SENDIRI KARENA AKU TERLALU MUDAH
JATUH CINTA !!!!!” ucapnya berteriak sambil berdiri dan menatap kearahku dengan raut wajah yang aku sendiri tak bisa menjelaskannya..
Entah apa yang aku pikirkan sampai-sampai bibir ku bisa berada tepat menyentuh bibirnya, aku merasa seakan waktu berhenti sejenak membiarkan ku menikmati situasi ini, mata kami saling bertemu seolah mengisyaratkan untuk tetap seperti ini. Apa yang harus aku lakukan ? haruskah aku terus diam seperti ini? tiba-tiba tiffany menjauh dan kedua bibir kami tak lagi bersentuhan, ia menundukan kepalanya dengan wajah yang memerah. aku pun memberanikan diri mendekatinya dan menyentuh kedua pipinya.
"Fany-ah..." panggil ku lembut agar ia memandang ku, dan tepat sekali kini kedua mata kami kembali bertemu, aku menghela nafas panjang dan kembali berkata dengan lembut.
"jangan pernah jatuh cinta pada pria lain lagi, jangan pernah melihat pria lain lagi, karena saat ini aku yang akan membuat mu jatuh cinta pada ku dan hanya melihat ku, mengerti?"
"oppa..."
"Fany-ah saranghae" ucap ku memotong ucapannya sambil tersenyum lalu mengecup bibirnya singkat
-END-
akhirnya bisa beres juga fanfiction kali ini, setelah fiction-fiction sebelumnya terbengkalai soalnya semua file fanfiction miss di gerogotin virus T.T tapi yang penting sekarang ditunggu komentarnya ^^)b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar